Serang, Kabarxxi.com – Kades Pasirbuyut, Graha Kreatif dan Warga Kampung Bojong Banteng, Desa Pasirbuyut, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, bergotongroyong memperbaiki jalan pada pekan lalu.
Kegiatan ini dilakukan karena kondisi jalan menuju kampung Bojong Banteng rusak parah. Perbaikan dilakukan dengan melakukan penambalan lubang menggunakan batu pecah.
Batu pecah yang digunakan merupakan hasil swadaya Kades Pasirbuyut Hidayat dan Graha Kreatif.
“Saya baru bisa membantu satu truk, tapi graha 4 truck, apresiasi luar biasa buat Graha Kreatif,” Ucap Hidayat dalam video dokumenter yang di unggah di kanal youtube Graha Kreatif.
Dalam video yang dipandu Junaedi Fauzi, Direktur Operasional Graha Kreatif, Hidayat menerangkan mengapa jalan menuju kampung Bojong Banteng tak kunjung diperbaiki.
Sebagian jalan Bojong Banteng sudah dilakukan pengerasan ditahun 2019 namun ditahun 2020 tidak dapat dilanjutkan, sebab anggaran Bantuan Provinsi senilai 45 juta yang diperuntukan pembangunan jalan tersebut dialihkan pada bansos Covid-19.
“Karena covid kami tidak bisa berbuat apa-apa, Kami pemerintah desa tidak membiarkan, Pak lurah tahun 2020 tidak membangun (jalan,red) termasuk Cibadak sama Sadea, engga jadi di Cor (Betonisasi) karena semua dialihkan kepada BLT-DD,” kata Hidayat menerangkan kepada masyarakat Bojong Banteng.

Sebelumnya warga memposting kondisi jalan tersebut di media sosial, alhasil menjadi perbincangan dikalangan masyarakat, sehingga menimbulkan narasi tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat.
Mengomentari fenomena tersebut Hidayat mengajak masyarakatnya untuk melakukan langkah konfirmasi terlebih dahulu sebelum meposting terkait pembangunan desa. Ia memastikan akan menemukan solusi terbaik terkait masalah yang ada di desanya.
“Rame dimedsos itu bagus bentuk ekspresi dari masyarakat, namun seyogyanya konfirmasi dulu ke desa, berikan masyarakat di medsos kritik yang membangun,” ajaknya.
Terjadinya miss komunikasi antara masyarakat dan pemerintah desa Hidayat pun memberi catatan.
Pertama, Desa tidak memiliki media khusus untuk menyampakain informasi secara online kepada masyarakat.
Kedua, keterbatasan desa memberikan sosialisasi terkait pembangunan desa, meskipun dalam tiap rapat desa yang dihadiri RT telah di kupas-tuntas namun ada saja RT yang tidak menyimak atau tidak mampu menyampaikan kepada masyarakat.
“Itu wajar kami maklumi,” ucapnya santai.
Penambah informasi, di era kebebasan berpendapat seperti sekarang ini setiap orang bebas mengutarakan isi pikirannya terhadap berbagai hal.
Mulai dari isu sosial, politik, ekonomi, hingga hiburan semuanya dapat dikomentari. Apalagi dengan tersedianya kolom komentar di berbagai website dan media sosial, semakin mempermudah orang mengutarakan isi pikiran.
Komentar berisi kritik tentu diperlukan untuk memberikan masukan kepada orang lain. Melalui kritik pula kita bisa memperbaiki sesuatu yang salah di mana hal tersebut bisa jadi belum disadari.
Tapi sayangnya, kini tidak sedikit orang sulit membedakan mana yang disebut kritik dan menghujat.
Akibatnya ada banyak kalimat kasar bertebaran di berbagai kolom komentar yang diklaim sebagai ‘kritik’ justru berbau hujatan.
Menurut IDNtimes kritik adalah komentar yang ditujukan untuk kebaikan dan mengharapkan perbaikan.
Sementara hujatan cenderung hanya menghina tanpa adanya masukkan untuk sesuatu yang kita anggap kurang.
Komentar dapat dikategorikan sebuah kritik adalah bahwa tetap memperhatikan tata krama.
Seseorang yang bermaksud memberikan kritik tidak akan melupakan etika karena komentar tersebut ditujukan untuk perbaikan dan bukan menyudutkan. Karenanya ia tidak akan berkata-kata kasar.
Editor: Oma Roma
Source: Graha Kreatif & IDNTimes