Kekompakan Warga Beriga Tolak Tambang Demi Masa Depan Nelayan dan Lingkungan

Babel, kabarxxi.com – Kekompakan warga Desa Beriga dalam menolak aktivitas penambangan patut diapresiasi, mengingat dampak jangka panjang bagi kehidupan nelayan dan keberlanjutan lingkungan mereka, Minggu 3 November 2024.

Masyarakat setempat, yang bergantung pada hasil laut, menyuarakan keprihatinan terhadap ancaman kerusakan ekosistem yang bisa merugikan banyak pihak. Mereka menyadari bahwa dampak dari penambangan dapat mencemari laut, mengurangi kualitas air, dan mengancam keberlanjutan mata pencaharian nelayan.

Di tengah tekanan perusahaan tambang yang berlindung di balik legalitas, warga Beriga menegaskan bahwa perlindungan lingkungan adalah hak mendasar yang harus didahulukan. Meski operasi penambangan tersebut legal, warga merasa bahwa izin tersebut tidak mempertimbangkan aspek ekologis yang bisa mempengaruhi keberlangsungan hidup mereka di masa depan.

Sulastio Setiawan, S.H., M.H., Ketua Lembaga Bantuan Hukum Pengawal Keadilan Bangka Belitung Bersatu (LBH PKBBB), turut memberikan pandangannya mengenai isu ini.

Menurut Sulastio, hak atas sumber daya alam bukan hanya sebatas izin operasional, tetapi juga harus memperhatikan hak-hak rakyat, khususnya nelayan yang menggantungkan hidup mereka pada laut, serta perlindungan lingkungan.

“Hak atas sumber daya alam harus dikelola dengan adil dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar, terutama nelayan yang sehari-harinya bergantung pada kelestarian laut. Kehadiran tambang yang merusak justru menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan, “ujar Sulastio.

Sulastio menegaskan bahwa dampak ekologis akibat penambangan tidak bisa dianggap remeh. Jika ekosistem laut terganggu, itu akan berdampak luas, tidak hanya pada perekonomian warga nelayan, tapi juga pada keberlangsungan lingkungan untuk generasi mendatang.

Warga Beriga kompak dan bersatu dalam penolakan ini, berharap suara mereka didengar oleh para pemangku kepentingan dan mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan solusi jangka panjang bagi keberlanjutan kehidupan di wilayah tersebut.

Keteguhan hati warga Beriga ini adalah contoh nyata bagaimana masyarakat dapat bersatu dalam menjaga alam demi kesejahteraan bersama. Masyarakat berharap agar kelestarian lingkungan menjadi prioritas utama, lebih dari sekadar keuntungan jangka pendek yang diperoleh dari aktivitas penambangan, “ujar Sulastio Setiawan.

Reporter: Syahrial

Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Indeks Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *