Bangka Selatan, kabarxxi.com – Banjir sempat menggenangi jalan dan sejumlah rumah warga di RW 2 Desa Bencah, Kabupaten Bangka Selatan, setelah hujan dengan intensitas cukup tinggi mengguyur wilayah tersebut. Jum’at 12 Desember 2025.
Berdasarkan keterangan warga, ketinggian air di jalan mencapai sekitar 0,3 meter, sementara air yang masuk ke dalam rumah warga berkisar 0,2 meter. Setelah hujan berhenti, air di dalam rumah berangsur surut dan mengering. Meski tidak menimbulkan kerusakan berat, warga mengaku khawatir, karena banjir kali ini dinilai lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Menanggapi kejadian tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka Selatan menyampaikan keprihatinan serta simpati kepada warga yang terdampak.
“DLH Kabupaten Bangka Selatan menyampaikan keprihatinan atas banjir yang terjadi di RW 2 Desa Bencah dan turut menyampaikan simpati kepada seluruh warga yang terdampak, “demikian pernyataan DLH.
DLH menjelaskan bahwa pihaknya tengah melakukan verifikasi dan penelusuran lapangan untuk mengetahui penyebab meningkatnya debit air hingga masuk ke permukiman warga.
Informasi masyarakat terkait adanya aliran air berdebit besar dari arah hulu juga menjadi perhatian DLH. Saat ini dilakukan pengecekan kondisi tutupan lahan serta potensi alih fungsi lahan di wilayah hulu. Namun hingga saat ini, DLH menyebutkan belum dapat menyimpulkan adanya keterkaitan langsung antara banjir dan dugaan pembukaan lahan ilegal, termasuk perkebunan kelapa sawit, karena masih memerlukan kajian teknis dan pemeriksaan lapangan yang komprehensif.
Sementara itu, pakar lingkungan hidup menjelaskan bahwa tutupan vegetasi memiliki peran penting dalam mengendalikan aliran air hujan dan mencegah limpasan air berlebih ke wilayah hilir.
Sejumlah pemerhati lingkungan mengingatkan agar upaya perlindungan lingkungan dilakukan sejak dini dan berkelanjutan. Mereka menilai, berbagai daerah dapat dijadikan pelajaran agar kerusakan lingkungan tidak dibiarkan berlarut-larut.
“Jangan sampai kondisi lingkungan rusak terlebih dahulu seperti yang terjadi di beberapa wilayah di Sumatera, baru kemudian semua pihak sibuk berbenah, “ujar seorang pemerhati lingkungan.
Masyarakat berharap hasil verifikasi DLH dapat disampaikan secara terbuka serta diikuti dengan langkah pencegahan dan penanganan yang nyata, agar kejadian serupa tidak terus berulang di masa mendatang. (Syl/*)






