SERANG, KabarXXI.Com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten di bawah kepemimpinan Gubernur Andra Soni terus berbenah dalam berbagai sektor salah satunya sektor pertanian.
Diketahui pada tahun 2025 ini, Pemprov Banten melalui Dinas Pertanian mendapatkan anggaran dana tugas pembantuan kegiatan irigasi perpompaan sebanyak 30 unit.
Plt Kepala Bidang Prasarana Dinas Pertanian Provinsi Banten, Saeful Bahri Maemun berharap, bantuan tersebut dapat berguna dalam mendongkrak produktivitas sektor pertanian di Banten.
“Harapannya dapat membantu kelompok tani, gapoktan dan masyarakat petani dapat mengairi lahan sawah untuk peningkatan indek pertanaman,” ujar Saeful Bahri kepada wartawan, Minggu, 27 Juli 2025.
Selain itu, kata Saeful, program pompanisasi yang disalurkan saat ini menjadi lebih efektif dan efisien.
“Berbeda sekarang menggunakan sumber tenaga listrik PLN untuk mengalirkan air, yang sebelumnya menggunakan BBM,” tuturnya.
Untuk diketahui, 30 unit program pompanisasi tersebar di Kabupaten/Kota, meliputi Kabupaten Pandeglang 11 unit, Kabupaten Lebak 7 unit, Kabupaten Serang 6 unit, Kabupaten Tangerang 4 unit, dan Kota Serang 2 unit.
Optimasi Lahan Non Rawa
Tahun 2025 ini, Pemprov Banten akan melaksanakan kegiatan pengembangan lahan non rawa dalam format optimasi lahan dengan target 8000 hektar.
Saeful Bahri Maemun menyebut, langkah yang dilakukan Pemprov Banten tersebut merupakan upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan produksi pertanian melalui perbaikan infrastruktur lahan dan air.
“Harapannya nanti akan terjadi peningkatan indeks pertanaman atau produktivitas komoditas pertanian yang berdampak pada penambahan ketersediaan pangan,” ujar Saeful.
Menurut Saeful, optimasi lahan non rawa tersebut dilaksanakan di luar Sistem Irigasi Teknis dan akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2025.
“Jadi ada beberapa tahapan dimulai dengan pembuatan dokumen survey identifikasi dan design melalui jasa konsultan, kemudian kontruksi yang dilaksanakan oleh kelompok tani penerima melalui pola padat karya, dan terakhir yaitu pengolahan lahan sawah,” pungkasnya.
Penanganan Kekeringan Wilayah Beririgasi
Saeful Bahri Maemun mengatakan, upaya yang dilakukan Pemprov Banten melalui Dinas Pertanian guna menangani masalah kekeringan di wilayah beririgasi, dilakukan melalui empat langkah konkrit.
“Langkah awal kita melakukan pengawalan ketat gilir, giring irigasi dari waduk,” ujarnya.
“Langkah kedua dan ketiga, yaitu pemanfaatan sumber-sumber air yang masih tersedia melalui pompanisasi serta pemanfaatan irigasi air tanah dangkal,” imbuh Saeful seraya menyebut upaya yang terkahir adalah dengan melakukan normalisasi saluran atau pembersihan saluran dari sedimentasi. (*/red)






