Jakarta, Kabarxxi.com —
Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Al Washliyah (PW GPA) DKI Jakarta memberikan apresiasi tinggi kepada Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri atas kebijakan progresif yang dinilai berhasil menghapus budaya “Tot Tot Wuk Wuk” di jalan raya — istilah yang menggambarkan kebiasaan membunyikan klakson secara ugal-ugalan dan tidak tertib.
Ketua PW GPA DKI Jakarta, Dedi Siregar, menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Kakorlantas Polri yang dinilai berani mengambil langkah tegas dan efektif dalam menertibkan perilaku berkendara di jalan raya.
“Kami menyampaikan rasa hormat setinggi-tingginya kepada Kakorlantas Polri atas keberhasilan menerapkan kebijakan progresif yang menekan — bahkan nyaris menghapus — budaya ‘Tot Tot Wuk Wuk’ di jalanan Indonesia,” ujar Dedi (10/10).
Menurutnya, istilah “Tot Tot Wuk Wuk” selama ini merepresentasikan perilaku pengendara yang arogan, membunyikan klakson tanpa etika, dan kerap menimbulkan keresahan di jalan. Namun, berkat pendekatan edukatif dan penegakan hukum yang konsisten, kebiasaan tersebut kini mulai menghilang, baik di jalan-jalan besar maupun di kawasan permukiman.
Dedi menilai, kebijakan Kakorlantas bukan sekadar penertiban lalu lintas, tetapi mencerminkan komitmen Polri dalam membangun budaya tertib, santun, dan saling menghormati di ruang publik. Pendekatan persuasif yang dikombinasikan dengan teknologi pemantauan modern dinilai membawa perubahan nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Dua pekan setelah Kakorlantas Polri Irjen. Agus Suryonugroho menyampaikan larangan penggunaan sirene dan pengawalan tidak resmi di jalan raya, kini bunyi-bunyi ‘tot-tot wuk-wuk’ itu benar-benar menghilang. Kami angkat topi untuk Kakorlantas, untuk setiap langkah kecil yang membawa perubahan besar,” tambahnya.
PW GPA DKI juga mengapresiasi strategi Kakorlantas dalam mengedepankan edukasi, penegakan hukum yang konsisten, serta pemanfaatan teknologi pemantauan lalu lintas yang semakin canggih. Dedi optimistis, dengan kebijakan dan arah kebijakan seperti ini, Indonesia akan menuju peradaban lalu lintas yang lebih tertib dan beretika.
Selain itu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat, komunitas otomotif, pengemudi ojek daring, serta pelaku transportasi publik untuk mendukung penuh inisiatif Kakorlantas. Menurutnya, perubahan sejati hanya bisa terwujud jika ada kesadaran bersama bahwa jalan raya adalah ruang publik yang harus dijaga kenyamanannya.
“Sekali lagi, kami mengapresiasi langkah Kakorlantas sebagai bentuk nyata transformasi pelayanan Polri yang makin humanis dan modern,” tutup Dedi Siregar.






