Cerdaskan Kehidupan Bangsa Melalui Pembelajaran Non Formal, Pemerintah Jangan Lihat Sebelah Mata

PANDEGLANG, KabarXXI.Com – Dengan tekad memajukan serta meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), terutama di bidang pendidikan non formal yang memang harus setara dengan sebenarnya bukan dengan pura-pura.

Demikian dikatakan Ketua Forum Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), Lukman. Menurutnya, dengan mengandalkan anggaran yang dikucurkan oleh Kementrian Pendidikan melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi yang selama ini berjalan ternyata capaiannya maksimal, namun sarana dan prasarana untuk KBM non formal dirasa masih sangat minim, baik fisik maupun non fisik. Walaupun demikian, para lembaga pendidikan itu masih melakukan upaya optimal, guna capai hasil yang maksimal daripada penggunaan anggaran negara itu.

Menurut Lukman, dirinya sangat menyayangkan apa yang terjadi saat ini, karena pendidikan non formal masih dilihat sebelah mata oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Pada kenyataannya lembaga pendidikan nonformal mampu bersaing dengan lembaga pendidikan formal lainnya, walaupun sampai saat ini kebutuhan diantarnya seperti peningkatan kesejehtraan tutor atau pengajar. Kemudian sarana prasarana lainnya yang tak lain, untuk kegiatan belajar mengajar sebagai layanan pendidikan

“Di pendidikan non formal sangat jauh dengan kata pungli, terutama yang dibebankan pada wali atau warga belajar yang memang di usia produktif sekolah, karena spenuhnya dibiayai oleh negara,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan Lukman, dengan dimitrakannnya dengan pihak swasta oleh pihak pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, sebagai wujud peduli pendidikan, guna kemajuan serta peningkatan mutu dan kualitas menuju sumber daya yang unggul dan siap bersaing aktif.

“Sebanyak 45 lembaga PKBM yang ada di Pandeglang, yang dianggap sudah layak dan memenuhi syarat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di wilayahnya masing-masing, tentunya dengan berbagai metode. Wakil rakyat jangan dungu, lalu pemerintah daerah harus membuka mata dan telinga. Karena PKBM membutuhkan banyak layanan yang selama ini dibutuhkan untuk proses kegiatan belajar mengajar, seperti white board, infokus, juga layanan maksimal, tentunya hal-hal di atas guna peningkatan mutu serta kualitas pendidikan,” ujar Lukman.

Sementara itu, Faisal selaku Ketua PKBM Al-bir Sallam yang berlokasi di wilayah Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Banten mengatakan, sudah puluhan tahun menjalankan serta mengelola lembaga pendidikan non formal, berangkat dari menumpang kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah formal di wilayahnya, dengan cara mengambil waktu pada hari libur tentunya.

Menjadi sebuah kecintaan tersendiri baginya, sehingga tak ayal lagi, dirinya menghibahkan lahan miliknya pribadi pada yayasan pendidikan non formal itu.

Tentunya hal tersebut salah satu wujud kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, khususnya non formal.

Lebih lanjut dikatakannya, metode kegiatan belajar mengajar di lembaganya itu, dilakukan dengan cara pendekatan persuasif pada tiap warga belajarnya terutama pada usia produktif. Sekolah akan tetapi mengalami banyak faktor dan latar belakang yang berakibat putus sekolah formal,

“Mohon maaf, warga belajar PKBM tidak seperti umumnya, karena tidak sedikit yang putus sekolah akibat dari himpitan ekonomi, keluarga atau broken home. Kemudian faktor mental yang sulit menerima pembelajaran formal. Untuk itu, kami para pengelola dan tutor di PKBM ini (Al-Birsallam) harus benar persuasif dan lebih humanis. Proses kegiatan belajar mengajar pun harus siap dengan berbagai kondisi, juga memanfaatkan teknologi. Bahkan ketika harus belajar di atas langit pun kaya sun gonkong, kami harus siap dan melaksanakan prosesnya,” ucap Bang Pay.

Untuk itu harapannya ke depan pihak pemerintah baik pusat maupun daerah agar bisa melirik dan melihat apa yang terjadi pada pendidikan nonformal yang memang sudah disetarakan dengan formal. Karena sampai saat ini pihak pemerintah masih dianggap tidak melihat adanya PKBM yang notabene nonformal terkesan seadanya.

“Kami cemburu dong dengan pendidkan formal, karena dari mulai kurikulum yang berlaku sama aja yaitu kurikulum merdeka, terus kapan kami akan mendapatkan perhatian lebih yang memang diperuntukan guna kemajuna serta kualitas pendidikan yang handal dan siap bersaing dengan cetakan pendidikan formal. Buktinya alumni PKBM Al-birsallam tidak sedikit yang berprofesi dan bekerja ditempat-tempat yang tidak diduga, ada yang jadi parmugari, mengelola lembaga pendidikan, dan bahkan programer di perusahaan terkenal juga ada, yang melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, yaitu kuliah di luar negeri pun tidak luput,” tutup Bang Pay.

Reporter: Asep Setiawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *