SERANG, KabarXXI.Com – Gegara uang pengkondisian toko obat tramadol dan exsimer yang marak di wilayah Kabupaten Tangerang, seseorang yang diketahui bernama Edwar berpakaian baju Ormas Pemuda Pancasila bersama tim, sekitar pukul 22:14 WIB, menggeruduk Kantor Sekretariat Perkumpulan Wartawan Serang Timur (Perwast) yang berlokasi di Jalan Raya Jakarta, pertigaan Ambon, Desa Parigi, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Rabu malam, 10 Mei 2023.
Diketahui, kegaduhan di kantor Perwast antara Edwar cs dan Weli Morgan tersebut terkait persoalan uang kordinasi dari pelaku usaha ilegal toko obat tramadol dan exsimer yang menjamur di wilayah Kabupaten Tangerang.
Awak media ini pun mencoba melerai dan memfasilitasi agar tidak terjadi keributan antara kedua belah pihak.
Saat itu, Edwar mengatakan, dirinya tidak terima terkait ucapan voice note yang dikirim melalui aplikasi pesan WhatsApp oleh Weli Morgan kepada Nur selaku kepercayaan bos pelaku usaha ilegal toko obat tramadol dan exsimer berinisial Y.
“Si Nur kirim voice note kepada saya, setelah saya dengarkan ucapan dari Weli Morgan, saya tidak terima, seolah-oleh uang pengondisian toko obat tramadol dan exsimer di wilayah Kabupaten Tangerang, yang peruntukan uang itu untuk rekan-rekan seolah-oleh saya makan sendiri. Bahkan, Weli Morgan nantangin empat Ormas. Jelas saya tidak terima dan marah, makanya saya sengaja kumpulkan ormas BPKB dan PP ke sini,” ujar Edwar.
Sementara itu, Weli Morgan kepada awak media mengatakan, terkait ucapan Edwar yang menyebut menantang empat Ormas itu tidak benar dan Ia tidak merasa berucap seperti itu.
“Ada juga saya memberikan informasi kepada rekan-rekan, khususnya di Tangerang, untuk sekarang ini terkait uang pengkondisian dari bos pelaku usaha ilegal berinisial Y sekarang disalurkannya melalui Edwar. Jadi silahkan minta atau komunikasi langsung sama dia,” ujar Weli.
Terpisah, Bambang, salah seorang anggota Ormas BPKB sangat menyayangkan peristiwa keributan dan kegaduhan di kantor Perwast.
“Ya sangat memalukan, karena itu sebetulnya urusan pribadinya antara Edwar cs dan Welimorgan,” ucapnya.
Menurutnya, kegaduhan tersebut seharusnya tidak terjadi, karena itu persoalan pribadi, namun mengatasnamakan Ormas PP dan BPKB.
“Iya, justru yang diributkan masalah uang pengkondisian. Ini sangat memalukan sekali. Kita ini aktivis seharusnya dengan maraknya peredaran toko obat tramadol dan exsimer yang dijual bebas tanpa resep dokter sudah jelas ilegal bahkan anak-anak kita dan penerus bangsa yang jadi korban justru kenapa dibiarkan dan anehnya APH pura-pura tidak tau,” pungkasnya.
“Bukan rahasia umum lagi, toko obat tramadol dan exsimer di wilayah hukum Cisoka, Kabupetan Tangerang, semakin menjamur. Apakah APH tidak melihat, apa sengaja tidak melihat. Saya harap semua peredaran penjualan obat tramadol dan exsimer ditutup dan pidanakan saja,” imbuhnya.
Hingga berita ini ditayangkan, seseorang berisnial Y yang disebut-sebut sebagai bos pelaku usaha ilegal toko obat tramadol dan exsimer di wilayah Kabupaten Tangerang ketika dihubungi media ini melalui aplikasi pesan WhatsApp belum menjawab.
Reporter: Amroji