Jakarta, Kabarxxi.com – Para pelapor LP di Polda Metro jaya menanggapi sinis video Kapolda Metro Jaya tentang Debt Collector bentak dan maki-maki polisi.
“Fadil nangkap debt collector, bukan demi masyarakat tapi demi egonya, polisi dihina. Kerja Fadil bukan nangkap penjahat malah pencitraan terus, cari panggung, cape dengernya,” ujar V salah satu pelapor LP di Polda Metro Jaya.
Kemudian Alwi salah satu korban yang turut melaporkan kasus Investasi bodong kasus Mahkota dan OSO Sekuritas sudah 3 tahun tidak ada kepastian hukum, Raja Sapta Oktohari sebagai Terlapor dan Hamdriyanto sampai saat ini belum ditetapkan sebagai tersangka.
“Saya komentar di IG Kapolda, dan minta keadilan malah lihat Kapolda sibuk ngurusin street racing. Kenapa tak kerja nangkap penjahat yah? Apa polisi jaman now, kerjanya street racing, biar kliatan keren?” ucapnya.
Selanjutnya Ibu C juga sebagai pelapor LP di Krimsus Polda Metro Jaya juga kecewa. bahkan ia menila Kapolda Fadil sebahai kapolda terburuk sepanjang masa
“Karena penakut beraninya sama ulama, seperti Habib Rizieq. Sama penjahat kerah putih tidak berdaya. Benar kata Pak Alvin Lim di Youtube Quotient TV, Jenderal Polisi Banci, takut sama penjahat.”
Menurut LQ Komentar dan tanggapan para penguna layanan Polda Metro Jaya mulai menyerukan keluh kesah mereka dan kecewa karena Kapolda dianggap terlalu banyak gaya pencitraan, namun minim prestasi.
“Coba sebutkan selain ngurus covid, kejahatan apa berhasil di berantas jaman Fadil? Nihil, yang ada malah anak buahnya merekayasa pembunuhan Brigadir Joshua, dan Kapolda sibuk maen telletubbies. Kenapa jenderal banci seperti ini tidak di copot oleh Kapolri Listyo Sigit? semua investasi bodong mandek di Polda Metro Jaya, sebut Mahkota, OSO Sekuritas, Raja Sapta Oktohari, Minnapadi, Narada, ATG dan Pracico sejak tahun 2020 hingga kini tidak di urus Fadil Imran. Bahkan DPO Natalia Rusli di Polres Jakarta Barat limpahan LP Polda Metro Jaya juga tidak di tangkap oleh Polda.” ucap Advokat Bambang Hartono, SH, MH selaku Kadiv Humas LQ Indonesia Lawfirm dalam siaran tertulisnya (24/02).
Lanjut LQ, Kasubdit Fismondev Tyas Puji Rahardi dan Dirkrimsus Polda Metro Jaya Auliansyah Lubis juga sama sekali tidak perduli penegakan hukum kasus Investasi bodong, melawan perintah Presiden yang jelas menekankan agar kasus yang sejak 2020 agar segera di benahi. Herannya Listyo Sigit tidak berani mencopot Kapolda Metro Jaya yang minim kinerjanya terang AS, salah satu pelapor LP di Polda Metro Jaya.
Ibu S salah satu pelapor LP polda Metro Jaya juga mengungkapkan kekecewaannya ia mengaku Polda ini sempet memeras kami para korban investasi bodong dan meminta 500 juta.
“Kuasa hukum kami ada rekaman pemerasan dilakukan oleh oknum Subdit Fismondev Polda Metro Jaya. Sampai sekarang penjahat berkeliaran, dan salah satu korban Investasi bodong yang melapor ibunya sampai meninggal karena tidak ada biaya berobat. Sangat biadab oknum Polda Metro Jaya tidak proses laporan penipuan Investasi bodong.”
Dalam kesempatan terpisah, pakar pidana Dr. Albert Situmorang, SH, MH menyampaikan bahwa indeks kepercayaan masyarakat terhadap Institusi Bhayangkara ada pada titik terendah sepanjang sejarah Indonesia.
“Masyarakat kecewa banyak nya pungli dan figur polisi sebagai pelindung masyarakat berubah menjadi musuh masyarakat dan pembela penjahat. Ini bahaya dan akan menimbulkan ketidakstabilan hukum dan keamanan. Pada akhirnya dapat membuat situasi panas dan masyarakat memilih untuk mencari keadilan dengan caranya sendiri.
Kapolri sebagai pimpinan harusnya copot Kapolda Metro Jaya yang kerjanya hanya pencitraan belaka dan tidak mengurus kasus perkara apalagi sudah ada perintah Presiden. Kapolri yang tidak tegas akan membuat institusi Polri menjadi lebih buruk dan dicemooh masyarakat.”
Pak V selaku pelapor LP OSO Sekuritas di Fismondev unit 4 juga menyampaikan kekecewaannya. Raja Sapta Oktohari (RSO) melalui MPIP/OSO Sekuritas merugikan 7.5 Triliun, dan diduga aliran dana mengalir ke Oesman Sapta Oedang ayahnya RSO.
“Saya laporkan pidana TPPU kenapa penyidik tidak berani membuka rekening RSO dan OSO di PPATK? Sudah 3 tahun sejak 2020 tidak ada kepastian hukum. Sudah saya laporkan ke Kadiv Propam, tapi Propam TIDAK PERNAH MERESPON. Bagaimana Polda Metro Jaya mau bersih? Fadil Imran tampaknya takut dengan Raja Sapta Oktohari dan ayahnya Oesman Sapta Oedang. Apa benar kata Pak Alvin Lim bahwa ada jenderal Polri Banci, karena takut sama penjahat? Jangan sampai Fadil Imran di cap sebagai jenderal banci yang takut menegakkan hukum.”