Blitar, Kabarxxi.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa takjub dengan inovasi pemanfaatan rumput sebagai elisitor (alternatif campuran pupuk) biosaka yang dibuat oleh petani Kabupaten Blitar. Biosaka diharapkan bisa dimanfaatkan secara merata karena memiliki banyak keunggulan.
“Di sini (Kabupaten Blitar) rata-rata sudah 50 persen menggunakan biosaka. Saya rasa ini akan menjadi referensi yang sangat bagus. Karena ini juga menjadi upaya untuk menguatkan produktivitas yang tetap tinggi itu tetapi lebih ramah lingkungan,” katanya kepada awak media usai panen raya di Desa Sosi Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar, Sabtu (27/5/2023).
Khofifah menyebut penggunaan biosaka memiliki banyak keunggulan. Salah satunya menekan operasional cost alias biaya operasional para petani untuk membeli pupuk kimia. Selain itu, biosaka juga lebih ramah lingkungan dan dapat mengurangi tingkat kejenuhan tanah.
“Biosaka ini akan menjadi good news karena memang produksi padi menjadi lebih tinggi, ketahanan terhadap hama lebih bagus. Kemudian tanah mengalami revitalisasi (alami), dan katanya rasa beras makin punel,” jelasnya.
Menurut Khofifah, penggunaan biosaka ini harus didukung dan terus disosialisasikan ke daerah lainnya, khususnya di Jatim. Sebab, semakin banyak keunggulan kompetitif dan komprehensif dari penggunaan biosaka yang diciptakan oleh petani Kabupaten Blitar itu.
Selain banyak keunggulan, Kata Khofifah, pembuatan biosaka juga cukup murah dan mudah. Biosaka dibuat dengan memanfaatkan rumput atau tanaman hijau yang ada di sekitar. Sementara untuk pembuatannya cukup dihancurkan dengan tanah dan dicampur dengan air.
“Pembuatannya sesederhana itu. Dari daun, rumput atau tanaman apapun (asal daunnya bagus), minimal lima jenis berbeda. Kemudian tinggal diputer – puters, sudah bisa digunakan,” terangnya.
Diketahui, Gubernur Khofifah berkunjung ke Blitar untuk melakukan panen raya di Desa Soso Kecamatan Gandusari. Gubernur dan rombongan yang didampingi forkopimda Kabupaten Blitar juga turut praktik membuat biosaka. Kemudian dilanjutkan dengan berdialog bersama petani setempat.