Mojokerto, Kabarxxi.com – Kebakaran yang menghanguskan Kelenteng Hiap Thian Kiong, Desa Seduri, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Minggu (7/5) siang, diduga berasal dari lilin yang menyala. Kerugian akibat kebakaran ditaksir mencapai Rp 500 juta.
Setuntasnya operasi pemadaman sekitar pukul 14.00, polisi langsung melakukan olah TKP. Area kebakaran yang terdiri dari dua bangunan itu dipasangi garis polisi. Di lokasi, tim Inafis Satreskrim Polres Mojokerto dan Polsek Mojosari tampak memeriksa bekas kebakaran dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Kapolsek Mojosari Kompol Kariono mengatakan, pihaknya kini juga memeriksa rekaman CCTV klenteng. Hal ini untuk menngungkap detik-detik terjadinya kebakaran. Berdasarkan penyelidikan sementara, sumber api diduga berasal dari lilin. “Penyebabnya dari lilin yang menyala. Nanti akan kami dalami lebih lanjut,” ujarnya di lokasi.
Lilin terus menyala selayaknya ornamen di rumah ibadah umat Konghucu. Api lilin diduga menyambar barang mudah terbakar sehingga melalap bangunan yang saat kejadian sedang kosong tersebut. Kebakaran hebat ini membuat dua bangunan utama kelenteng di simpang tiga Mojosari itu tinggal rangka.
Kariono menyebut, kerugian material akibat kebakaran ditaksir mencapai setengah miliar rupiah. Pihaknya saat ini terus melakukan upaya penyelidikan guna mengungkap kejadian tersebut. “Tak ada korban jiwa. Untuk kerugian diperkirakan Rp 500 juta,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Kelenteng Hiap Thian Kiong terbakar hebat Minggu siang. Pantaun di lokasi pukul 13.30, tim damkar dibantu pengelola klenteng, warga, dan personel TNI/Polri berusaha memadamkan bara api yang telah melalap bangunan. Rangka bangunan yang biasa dipakai sebagai ruang ibadah itu telah hangus dan runtuh. Mobil damkar silih berganti terus berdatangan. Total enam unit mobil damkar diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pemadaman.
Menurut warga, kebakaran kali pertama diketahui sekitar pukul 13.00. Kepulan asap sudah membumbung tinggi dari bangunan depan. Saat itu api telah membakar bagian tempat ibadan. “Tidak ada ledakan, api sudah besar saja,” kata Edi Purwanto, pemilik rumah di belakang kelenteng.
Penangungjawab kelenteng Suro Santoso menjelaskan, sebelum kebakaran, kelenteng yang diperkirakan sudah berdiri sejak 1897 itu baru saja dipakai ibadah umat. Prosesi itu berlangsung pukul 09.00. Setelahnya, kelenteng ditinggal tanpa satu orang pun penjaga. “Karena libur jadi tidak ada yang jaga,” ucapnya di lokasi.
Suro menyebutkan, sebelum ditinggalkan, kelenteng dalam kondisi baik-baik saja. Ruangan yang terbakar merupakan tempat ibadan. Terdapat beberapa barang yang mudah terbakar antara lain lilin. “Pas ditinggal lilinya menyala, mungkin dari sana pemicunya. Tapi kita tunggu saja penyelidikan pihak berwenang,” ungkapnya.
Proses pemadaman terbantu turunnya hujan deras sekitar pukul 13.45. Selang 15 menit kemudian, tim identifikasi Satreskrim Polres Mojokerto telah tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP. Area kebakaran langsung dipasang garis polisi untuk proses penyelidikan.